KESEJAHTERAAN GURU DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH (STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN BAITUL QUR’AN RIAU)

Andi Hariyanto, AH (2023) KESEJAHTERAAN GURU DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH (STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN BAITUL QUR’AN RIAU). Other thesis, IAI LUKMAN EDY.

	Text 1. Cover Asli.doc Download (8MB)
	Text BAB I.doc Download (121kB)
	Text BAB II.doc Download (721kB)
	Text BAB III.doc Download (140kB)
	Text BAB IV.doc Download (281kB)
	Text BAB V.doc Download (58kB)
	Text Daftar Pustaka.doc Download (69kB)

Abstract

Masalah pembangunan manusia dan kesejahteraan saling berkaitan erat. Dalam konteks ini, Badan Pusat Statistik Provinsi Riau menyatakan bahwa kualitas hidup manusia yang dicapai melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terdiri dari 3 (tiga) dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan taraf hidup yang layak. Oleh karena itu, jika suatu negara memiliki tiga taraf hidup yang tinggi, maka dapat dikatakan kaya dan kuat. Tolok ukur manfaat ini sangat familiar dan banyak digunakan sebagai pedoman di seluruh dunia. Sejak tahun 1990, UNDP (United Nations Development Program) melaporkan perkembangan kesejahteraan manusia di suatu negara yang menjadi bagian dari programnya. Sebagai contoh, negara yang sangat makmur di tahun 2020 adalah Norwegia, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Swedia. Namun, manfaat yang dibutuhkan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berbanding terbalik dengan jumlah kasus bunuh diri. Salah satu badan dunia, World Health Organization (WHO), melaporkan beberapa negara, antara lain Norwegia, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Swedia, merupakan kelompok negara dengan angka bunuh diri yang tinggi. Angka kematian mencapai 10,0 hingga 19,9 per 100.000 penduduk. Sehingga bisa dikatakan kesejahteraan manusia dalam tolok ukur IPM ini sarat dengan materi dan tidak bisa mencapai kebahagiaan manusia.

Actions (login required)

View Item